Menyelami Sunyi, Menemukan Suara: Catatan Perjalanan Menyusuri Dunia Teman Rungu Wicara

Buku ini merekam perjalanan sekelompok penyelam jiwa yang selama 48 hari hadir dan membersamai komunitas Ruwi—mereka yang hidup dalam keheningan dan menyuarakan dunia melalui gerak, bukan kata. Bukan sekadar catatan pengalaman, buku ini adalah refleksi dari perjumpaan dengan sunyi, bahasa isyarat, dan makna mendengar yang melampaui bunyi.
Melalui kisah nyata yang disampaikan dengan empati, pembaca diajak menyelami dinamika pendampingan, tantangan komunikasi, serta proses membangun kepercayaan dalam dunia yang sering luput dari perhatian. Para penyelam jiwa belajar bahwa keberadaan manusia tidak diukur dari banyaknya suara, melainkan dari kesanggupan untuk hadir dengan hati terbuka.
Di tengah keterbatasan bahasa, justru muncul pelajaran-pelajaran yang tak pernah diajarkan di ruang kelas: tentang kesabaran, kepekaan, dan penghormatan terhadap proses unik setiap individu. Momen-momen kecil—seperti senyum diam atau sorot mata penuh makna—menjadi jembatan antara dua dunia, dan meninggalkan jejak yang jauh melampaui ruang praktik. Buku ini bukan hanya tentang pekerjaan sosial, tetapi tentang kemanusiaan.